Header Ads

New Post

1 SKS Bersama Faisal Basri

Pada kesempatan ini , mari kita simak pandangan Ekonom Senior Universitas Indonesia , Faisal Basri mengenai kondisi ekonomi Indonesia,  yang kami rangkum dari wawancara dengan Channel Youtube Asumsi episode : "Asumsi Bersuara With Rayestu : Dari Mafia Migas Sampai Ekonomi Indonesia ft.Faisal Basri "

KONDISI EKONOMI INDONESIA SAAT INI

Beberapa waktu yang lalu tentu kita tahu bahwa Presiden Joko Widodo sempat marah di depan kabinetnya akibat investasi Indonesia yang terbilang buruk jika dibanding negara-negara ASEAN lainnya seperti Vietnam , Thailand . Padahal dengan situasi Trade War Amerika Serikat dan China seharusnya Indonesia mendapat keuntungan dengan masuknya para investor – investor baru yang terdampak dari Trade War tersebut .

Dalam hal ini Pemerintahan Jokowi salah diagnosis . Sehingga dengan kesalahan diagnosis tersebut membuat kebijakan yang diambil pun salah . Untuk mengatasi masalah tersebut Bahkan terdengar kabar pula bahwa akan dibuat kementrian investasi .
Padahal investasi di Indonesia rata – rata berada di atas PDB ( Product Domestik Bruto ) yang berada sekitar di angka 5% . Jika dibandingkan dengan India dan Vietnam memang pertumbuhan investasi kita masih kalah , namun kita berada di atas China , Afrika Selatan , Malaysia . Jadi sebenarnya , pertumbuhan investasi di Indonesia tidak lah terlalu buruk .

Tidak relevan rasanya untuk membandingkan investasi di Indonesia dengan misalnya Singapura , karena Singapura negara yang kecil sedangkan Indonesia negara yang besar .
Oleh sebab itu investasi harus dibandingkan dengan skala ekonominya yaitu PDB , di Indonesia share investasi terhadap PDB adalah 32 % yang hanya kalah dari China .
Lalu Indonesia juga unggul dalam Upper Midlle Income Grew dan juga Lower Middle Income Grew . Peningkatan juga terjadi di sektor kredit perbankan kita dan investasi asing . Tingkat investasi asing yang memang tidak terlalu besar namun tren nya selalu menunjukan peningkatan. Pada tahun 2017 kita mendapat 21 milyar USD dimana kita berada di posisi 18 , lalu satu tahun berikutnya yaitu tahun 2018 kita naik ke peringkat 16 dengan mendapat 22 milyar USD . Itu berarti kita berada di top 20 di dunia , yang artinya tidak buruk .

Pak Jokowi mungkin kesal lantaran Investasi yang diharapkan  datang dari China tidak datang , namun sebenarnya mereka memang tidak akan datang . Hal ini disebabkan biaya tenaga kerja di Indonesia sudah lebih mahal sehingga kebanyakan dari mereka berinvestasi ke Bangladesh , Vietnam , Myanmar , Kamboja .
Pak Jokowi juga mengatakan bahwa kebijakan deregulasi kita yang diwujudkan dalam 16 paket kebijakan ekonomi belum “nendang “ . Peringkat kemudahan berbisnis di Indonesia naik dari era Presiden SBY yang berada di peringkat ratusan(112) kini sudah berada di peringkat 70-an ( 72)  .

Lalu mengapa investasi cukup baik namun pertumbuhan rendah ?
Ada masalah pemborosan . Dalam ekonomi disebut ICOR ( Incremental Capital Output Ratio) , jadi ratio atau nisba ini menjelaskan untuk menambah 1 unit output berapa tambahan modal yang diperlukan . Indonesia menurut perhitungan Bappenas , Indonesia berapa pada ratio 6,2 sedangkan rata-rata negara ASEAN berada di angka 3,5 . Ringkasnya , dapat dikatakan untuk menambah 1 output kita membutuhkan 50% tambahan modal .Hal inilah yang menyebabkan investasi besar namun hasilnya sedikit .

Contoh pemborosannya misalnya pembangunan Bandara Kertajati . Pembangunan bandara ini merupakan pemborosan karena jarak antara Bandung – Kertajati dan Bandung – SoekarnoHatta hampir sama . Di sisi lain juga akan dibangun kereta cepat Jakarta-Bandung yang akan mempersingkat jarak, sehingga pembangunan bandara ini seakan sia-sia . “Kue” nya pun tidak bertambah karena hanya memindahkan dari Husein Sastranegara ( Bandara di Bandung ) ke Bandara Kertajati .Contoh lainnya adalah Jalan untuk Koridor Bus Trans Jakarta jurusan Tandean-Ciledug . Di bawah flyover itu sangatlah macet , diatasnya setiap beberapa menit melintas bus yang penumpangnya hanya satu dua orang . Lalu ada juga jalan tol trans sumatera , lintas LRT Palembang , Stasiun Kereta Api Bandara ( Rail Link ) . 

Seboros – borosnya investasi pemerintah tidaklah berdampak besar dalam ICORE tadi , yang berdampak besar adalah tingkat utilitas perusahaan-perusahaan Indonesia yang rendah .
Contohnya semisal sebuah perusahaan sudah mendapat kredit dari bank untuk membuat pabrik yang memiliki kapasitas 100 namun rata-rata industry hanya dipakai 70 . Contoh lainnya adalah bio fuel, kapasitas terpasangnya 11,2 miliar liter terpakainya hanya 35% .
Kita juga dapat melihat di industry tekstil kita . Ada perusahaan yang sudah selesai membuat pabrik , siap berproduksi namun tidak jadi lantaran dibukanya kran impor produk tekstil dari China . Begitu juga dengan semen , kita kelebihan kapasitas namun tetap dibuka kran impor .

Lain lagi pemborosan yang dilakukan Kementrian Hukum dan HAM . Tepat dibelakang Gedung KPK pada jam kerja kita dapat melihat banyak bus-bus karyawan yang “nongkrong” sembari menunggu jam pulang kantor pegawai-pegawai kementrian . Pada zaman sekarang adanya bus karyawan yang hanya beroperasi pagi ( menjemput) dan sore ( memulangkan ) sangatlah merupakan pemborosan .Jadi investasi itu bentuknya dapat berupa kendaraan , Gedung , biological cultivated product , intellectual property , mesin dan peralatan . Dan seperti contoh Kemenkumham tadi merupakan pemborosan investasi kendaraan .

Lebih lanjut mengenai perusahaan tekstil tadi , beberapa waktu lalu para pengusaha tekstil bertemu dengan Presiden Jokowi dan mengemukakan keluh kesahnya mengenai industry tekstil yang semakin tertekan akibat impor produk tekstil asal China . Jadi dari trade war As vs China kita bukannya mendapat limpahan pabriknya tapi limpahan produk yang tidak bisa dijual disana . Dulu impor tekstil hanya bisa untuk produsen namun Sekaran kita mengimpor 2 helai kain saja bisa . Hal ini bagus bagi konsumen karena harga-harga produk china ini sangat tidak wajar ( sangat murah ) karena mereka melakukan yang disebut Predatory Dumping . Produsen -produsen  asal china tersebut sudah mendapat banyak untung , sehingga dijual 10 rupiah pun akan tetap untung dan sudah dapat menutup variable cost.

Kita (negara ) harus memproteksi hak- hak warga negara baik itu warga negara maupun perusahaan  dari unfair trade practices seperti yang dilakukan China tersebut . Namun dapat kita lihat sekarang pemerintah banyak “membunuh” industry -industri lokal seperti Krakatau Steel , gula karena kebijakan-kebijakan impor yang kurang tepat . Intinya kita harus kompetitif , seperti baja , baja kita memiliki daya saing namun karena impor yang dibuka dengan tidak fair ( karena harga murah sekali ) membuat industry kita kalah bersaing. Jika kita lihat industry kita di era Joko Widodo selalu turun  . Pada semester satu tahun ini ( 2019 ) ini industry manufaktur sudah turun dibawah 4% . Ekspor kita juga turun terus -8% .Investasi banyak  masuk dan  jumlahya pun  tidak kecil  , namun tidak menambah kapasitas ekspor karena yang banyak masuk adalah investasi di industry Makanan dan Minuman karena dalam keadaan apapun ( resesi ) konsumsi makanan dan minuman tetap baik . 

Kita butuh visi  50 sampai 100 tahun kedepan yang dapat kita wariskan karena membangun tidak bisa hanya untuk sekarang ini saja . Ada 3 ujung tombak untuk meningkatkan ekspor yaitu pertanian , industry dan tambang oleh sebab itu kita harapkan Presiden Jokowi dapat memilih orang – orang yang tepat sehingga visi menuju Indonesia maju 2045 dapat tercapai.Kita juga harus terus secara kolektif tidak boleh surut menyuarakan sisi -sisi lain Bangsa ini sehingga negara ini tidak dikuasai oleh sekedar  political community dan bussines community ditambah kekuatan mereka menguasai media . Perjuangan kita meskipun lelah , tetap tidak boleh Lelah harus bersuara terus . Siapapun yang menjadi presiden , kapolri , Menhan , Panglima TNI , tidak bisa membungkam kita karena demokrasi sudah mandarah daging dan harus kita pelihara . 
Kita harus pelihara yang kita miliki , mungkin kita akan mengalami krisis kecil dan semoga itu menjadi equilibrium baru dan melalui itu kita sadar dan membuka lembaran baru dan terkhusus untuk Bapak Presiden semoga dapat “membersihkan “ lingkungannya dari orang-orang yang tidak sesuai dengan visi kita , sehingga Bapak Jokowi dapat mewariskan sesuatu yang baik bagi generasi selanjutnya. 


Tidak ada komentar