Étienne de Silhouette : Pajak Yang Menjadi Karya Seni
Silhouettes adalah seorang menteri keuangan Prancis di bawah Louis XV bernama panjang Étienne de Silhouette. Dia adalah seorang ahli keuangan dan ekonomi yang telah menghabiskan satu tahun di London belajar tentang perekonomian Inggris. Étienne de Silhouette memperkenalkan beberapa kebijakan yang dianggap memberatkan masyarakat kala itu dan salah satunya adalah pajak yang sangat besar.
Semua dimulai pada 1760 ketika Étienne de Silhouette memperkirakan anggaran yang deficit dan berusaha mengembalikan keuangan kerajaan dengan mencontoh apa yang dilakukan Inggris yaitu memajaki yang kaya dan yang memiliki hak istimewa. Dia merancang apa yang disebut "subsidi umum," atau dengan kata lain, tanda-tanda kekayaan eksternal (barang mewah, pelayan, dll.) dikenakan pajak. Lebih ekstrim lagi Sang Menteri bahkan berkeliling dan mencari hal-hal apa saja yang dapat ditarik sebagai pajak sehingga ia mulai dibenci karena dianggap telah menindas rakyat .Salah satu yang sangat ekstrim adalah Pajak Pintu Rumah , benar pintu rumah pun dipajakin oleh seorang Étienne de Silhouette . Tak Tanya ke kalangan masyarakat bawah , Étienne de Silhouette bahkan berani mengkritik bangsawan (termasuk Voltaire) yang keberatan dengan langkah-langkah perpajakan ekstremnya.
Kebijakan ekstremnya dalam Pajak yang membuat kehidupan masyarakat Prancis saat itu semakin sengsara terutama kaum petani. Seakan tidak peduli dengan keadaan rakyatnya , Silhouette ini memiliki hobi membuat guntingan-guntingan kertas profil .
Dari hobinya ini masyarakat Prancis yang kala itu semakin tidak suka dan benci terhadap Silhouette pun membuat sebuah sindiran dengan meniru membuat guntingan -guntingan kertas profil namun dengan warna yang full hitam . Kata-kata yang saat itu didengungkan masyarakat prancis adalah :
"Nous nous habillons à la Silhouette. Nous sommes des ombres trop pauvres pour
porter de la couleur. Nous sommes des silhouettes! "À ce jour, le profil noir
les découpes sont appelées silhouettes. Heureusement, la connotation négative no
reste plus longtemps.
Dalam Bahasa Inggris :
"We are dressing a la Silhouette. We are shadows, too poor to
wear color. We are Silhouettes!" To this very day the black profile
cutouts are called silhouettes. Thankfully, the negative connotation no
longer remains.
Protes-protes semakin banyak terjadi dengan menggunakan guntingan kertas berwarna hitam yang membentuk sebuah profil semakin marak. Potongan -potongan kertas yangberbentuk sebuah profil tersebut akhirnya dikenal dengan gambar “Silhouette” atau dalam Bahasa Indonesia siluet . Pada tahun 1800 yang awalnya gambar-gambar tersebut hanya sebagai alat protes , berubah menjadi sebuah karya seni yang indah . Banyak pembuat-pembuat siluet dari Eropa yang menjadi kaya karena banyaknya pesanan-pesanan untuk membuat siluet khususnya dari kalangan politikus Amerika . Hingga saat ini pun siluet masih menjadi Jenis karya seni yang banyak disukai , Karena keuinakannya .
Begitulah sejarah singkat mengenai kisah Étienne de Silhouette sang Menteri keuangan yang kebijakan perpajakannya melahirkan seni siluet .
Tidak ada komentar