Perjalanan Ekonomi Indonesia #1
ERA SOEKARNO
Bapak Proklamator Indonesia , ya itulah sebutan bagi presiden pertama Republik Indonesia yaitu Ir.Soekarno . Sejak era kemerdekaan Indonesia yang dipimpin Soekarno dapat kita keompokan mengalami 3 masa yaitu Masa Perang pasca kemerdekaan (1945-1950) , Demokrasi Parlementer ( 1950-1959) , Demokrasi Terpimpin ( 1959 -1966 ) . Seiring dengan pergantian system pemerintahan , perang , itu semua berdampak terhadap perekonomian Indonesia .
Sejak Awal Kemerdekaan Indonesia telah membuat perencanaan Pembangunan , namun situasi politik serta perang menyebabkan terhambatnya proses pembangunan.
Masa Perang Kemerdekaan
Peristiwa – peristiwa pasca kemerdekaan seperti Bandung Lautan Api ( 1946 ) ,Puputan Margarana ( 1946) , Agresi Militer Belanda 1/2 ,dll membuat perkonomian Indonesia terpuruk .
Dampak – dampak yang disebabkan oleh perang-perang tersebut antara lain :
- Kerusakan asset produktif sehingga turunnya kapasitas produksi
- Terganggunya kegiatan rutin produksi
- Terhentinga ekspor -impor karena blockade Belanda
- Pembiayaan kebutuhan perang dengan mencetak uang baru
Dampak – dampak diatas membuat PDB Indonesia turun serta naiknya tingkat inflasi.
Akhir Masa Perang Kemerdekaan
Seperti yang telah disebutkan bahwa untuk pembiayaan perang pemerintah mencetak uang baru sehingga pada tahun 1950 Indonesia dihadapkan pada ancaman krisis dimana utang dan inflasi tinggi .Sehingga , Menteri Keuangan saat itu Syafrudin mengeluarkan kebijakan gunting uang dang sertifikat devisa.
- Gunting Syafrudin
Kebijakan memotong nilai mata uang menjadi setengahnya
- Sertifikat Devisa
Eksportir mendapat sertifikat devisa 50% dari harga ekspor sedangkan importir wajib membeli sertifikat devisa dengan nilai sebesar barang yang di impor
Kedua kebijakan ini sukses memberi dampak antara lain :
- Mengurangi varian uang yang beredar
- Membatasi dan sekaligus menekan laju inflasi
- Menurunkan harga komoditas pokok
- Serta menambah pemasukan pemerintah
Pasca Perang Kemerdekaan ( 1950 -1958)
Pada periode pasca kemerdekaan ini , Indonesia dihadapkan pada kewajiban membayar utang KMB dan usaha melakukan nasionalisasi ekonomi.
Hasil dari KMB yang membuat ekonomi Indonesia semakin terpuruk antara lain :
- Kebijakan ekonomi atas izin belanda
- Perusahaan belanda kembali beroprasi
- Menanggung utang Hindia Belanda USD 1,13 miliar
- Menanggung biaya 17.000 karyawan eks belanda dan 26.000 tentara eks KNIL
Dalam usaha nasionalisasi ekonomi , Indonesia menggunakan SIstem Alibaba( pelatihan pengusaha bumiputera oleh pengusaha etnis Tionghoa) dan Program Benteng(keberpihakan perbankan terhadap importir Bumiputera) .
Beberapa perusahaan yang berhasil di nasionalisasi antara lain Bank Indonesia , PLN , Pelni , dll.
Program nasionalisasi ini cukup berhasil meskipun menyebabkan turunnya produktivitas dan profitabilitas BUMN , sehingga disubsidi oleh BUMN.
Era Demokrasi dan Demokrasi Terpimpin
Dalam masa ini yaitu tahun 1959-1965 negara memimpin ekonomi nasional . Mengapa begitu ? karena BUMN menjadi pelaku sentral ekonomi nasional dengan mendapat dukungan penuh dari APBN dan perbankan lalu sasaran dan kebijakan ekonomi juga mengacu pada tujuan politik negara .
Akhir Era Soekarno
Pada Tahun 1965 terjadi hiperinflasi yang disebabkan sejak 1958 batas pinjaman BI dihapus sama sekali sehingga deficit negara dibiayai dengan mencetak uang sebanyak -banyaknya . Tingkat inflasi pada saat itu mencapai 592% .
Pemerintah melakukan 3 kebijakan untuk mengatasi hiperinflasi :
1. Sanering
Penurunan nilai mata uang yang berlaku untuk uang kertas
Contoh : Rp 1000 menjadi Rp 100
2. devaluasi uang
Uang yang awalnya Rp 1000, Rp 5000 menjadi Rp 1 , Rp 5
3. penerbitan uang baru
Semua jenis uang Rp 10.000 , Rp 5000 , Rp 2500 dan Rp 1000 tidak berlaku lagi
Tidak ada komentar