Header Ads

New Post

Tiebout Model

Tiebout model adalah teori yang menyatakan :
“ Inefisiensi dalam penyediaan barang Publik bersumber dari dua faktor yang hilang yaitu belanja ( shopping ) dan persaingan ( competition )”

1.     Shopping
Kekuatan fundamental yang mempengaruhi efisiensi di pasar privat. Adalah bagaimana Pemerintah Daerah menyediakan apa yang diinginkan oleh masyarakat , apa yang dibutuhkan oleh masyarakat .Pemerintah daerah “mempertemukan “  Kebutuhan Masyarakat dan Belanja daerah melalui pelayanan yang diberikan kepada publik .

2.     Competition
Desentralisasi meningkatkan respon pemerintah terhadap permintaan masyarakat lokal dengan mempromosikan kompetisi antar pemerintah daerah .

Menurut Charles Tiebout dalam Tiebout Model nya “ Persaingan antar daerah dalam memberikan pelayanan pada masyarakatnya akan meningkatkan inovasi pemerintah lokal “
Tiebout menekankan bahwa tingkat dan kombinasi pembiayaan barang publik bertaraf lokal dan pajak yang dibayar oleh masyarakat merupakan kepentingan politis masyarakat lokal dengan pemerintah daerahnya . Masyarakat akan memilih untuk tinggal di daerah yang pelayanan publiknya baik . Ketika masyarakat tidak senang terhadap kebijakan pemerintah daerahnya , yang dapat dilakukan ada 2 yaitu pindah atau mendorong perubahan melalui DPRD . Hal ini disebut  Vote with Their feet “ Jika  Mereka tidak menyukai tingkat atau kualitas penyediaan barang publik di satu kota , mereka dapat pindah ke kota lainnya tanpa disrupsi “

Tiebout juga menyatakan bahwa pelayanan publik yang paling efisien seharusnya diselenggarakan oleh wilayah yang memiliki control geogafis yang paling minimum . Setidaknya ada 3 alasan , yang pertama pemerintah lokal sangat memahami kebutuhan masyarakatnya , lebih responsive  , adanya persaingan antar daerah membuat pemerintah daerah terdorong untuk melakukan inovasi .

Permasalahan Tiebout Model
1.     Kompetisi Tiebout tidak berlaku dalam realita 
Membutuhkan mobilitas yang tinggi , penginformasian kepada publik harus sempurna , penyediaan barang publik membutuhkan skala yang cukup , harus ada pilihan kota yang cukup 

2.     Pembiayaan Tiebout menjadi problem
Membutuhkan lump-sum taxes , jumlah pajak tetap yang independent  dari pendapatan pribadi , konsumsi barang-jasa , kekayaan . Dan ini terlihat tidaklah adil .
Lalu penggunaan Zonasi yang memproteksi basis pajak kota-kota kaya dengan menetapkan harga perumahan untuk individu berpenghasilan rendah .

3.     Model Tiebout Berasumsi tidak ada eksternalitas / spillovers
Model ini berasumsi barang publik hanya berefek di kota tertentu , tidak menyebar ke kota sekitarnya . Jika spillovers terjadi , berarti ada kasus untuk penyediaan barang publik pada tingkat pemerintahan yang lebih tinggi atau transfer yang mensubsidi pembelian lokal . 


Penyediaan barang oublik tingkat lokal / daerah ditentukan 3 faktor :
1.     Tax Benefit Linkages 
Hubungan antara pajak yang dibayar masyarakat dengan barang dan jasa pemerintah yang mereka dapatkan sebagai imbalannya .
2.     Tingkat Eksternalitas Positif 
Jika barang publik lokal mempunyai spillovers ke komunitas lain , maka penyediaannya rendah ( underprovided ) . Dalam kasus ini , pemerintah pusat memiliki peran mempromosikannya .
3.     Skala produksi yang ekonomis ( economics of scale )

Model Tiebout memprediksi bahwa belanja lokal harus focus pada program yang berbasis luas dengan eksternalitas dan economics scale yang rendah .
Contoh : Pendidikan , infrastruktur , kebersihan

Tidak ada komentar